Senin, 23 Juli 2012

Abdurrahman bin 'Auf (Bag. 1)

Abdurrahman bin 'Auf adalah seorang sahabat Rasulullah SAW yang mempunyai banyak keistimewaan, diantaranya yaitu beliau diberitahukan masuk syurga oleh Allah SWT ketika masih hidup serta termasuk salah seorang dari enam orang anggota syura. 

Beliau dilahirkan pada tahun kesepuluh dari tahun gajah dan umurnya lebih muda sepuluh tahun dari Rasulullah SAW. Namanya pada zaman jahiliyah adalah Abdu Amru dan pada satu pendapat lain Abdul Ka'bah, lalu Rasulullah SAW mengganti tersebut menjadi Abdurrahman. Nama lengkapnya Abdurrahman bin Auf bin Abdu Manaf bin Abdul Harits bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah Al-Qurasyi Al-zuhri. Nasab Abdurrahman bin Auf bertemu dengan Rasulullah SAW pada kilab bin murrah. Kinayahnya adalah Abu Muhammad sedangkan LAqabnya Al-Shadiq Al-Barr. Ibunya bernama Asysyifa binti 'Auf bin Abdu bin Al-Harits bin Zuhrah.

Beliau termasuk diantara orang yang paling dini memeluk islam karena keislamannya terjadi sebelum Rasulullah SAW mengajarkan pengajian di rumah Al-Arqam bin Al-Arqam dan diantara orang yag masuk islam berkat dakwah Abu Bakar As-Shidiq RA. keislamannya juga diikuti oleh saudara sebapanya Al-Aswad bin 'Auf, akan tetapi Al-Aswad berhijrah (ke Madinah) agak lambat yaitu beberapa saat sebelum pembukaan mekkah.
Bersamaan dengan itu keislamannya juga diikuti saudara sebapanya Abdullah bin 'Auf dan Hamnan termasuk di antara yang panjang umurnya karena pada zaman jahiliah telah hidup selama enam puluh tahun dan pada masa islam hidup selama enam puluh tahun juga.

Aktivitas dakwah dan peniagaan
Jauh sebelum berhijrah ke Madinah seperti yang diceritakan oleh ibnu Hisyam dalam kitab Sirahnya, Abdurrahman bin 'Auf termasuk diantara para sahabat yang hijrah ke Habsyah gelombang pertama, kemudian kembali ke Mekkah dan selanjutnya hijrah ke madinah.

Seperti layaknya para Muhajirin lainnya yang meninggalkan kota mekkah, Abdurrahman bin 'Auf selain meninggalkan kota kelahirannya Mekkah tetapi juga meninggalkan seluruh harta yang dimilikinya sehingga setibanya di Madinah beliau tidak memiliki harta apapun dan bahkan beliau tidak memiliki isteri. Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, Sesungguhnya Abdurrahman bin 'Auf telah dipersaudarakan (oleh Rasulullah SAW) dengan Sa'ad bin Rabi' Al-Ansari ketikatiba di Madinah. Lalu Sa'ad berkata "Saudaraku, aku adalah seorang penduduk Madinah yang punya banyak harta, pilihlah dan ambilah dan aku juga mempunyai dua orang isteri, lihatlah salah satunya yang mana yang menraik hatimu sehingga aku bisa mentalaqnya untukmu." Abdurrahman menjawab "Semoga Allah SWT memerkatimu pada hartamu dan keluargamu (akan tetapi) tunjukkanlah diman letak pasarmu". Merekapun menunjukan letak pasar, maka beliau pun melakukan transaksi jual beli sehingga mendapatkan keuntungan dan mampu membeli keju dan lemak. Kemudian tidak lama berselang beliaupun menikah. Lalu Rasulullah SAW bertanya "Apa gerangan yang terjadi dengamu ?", lalu ia menjawab "wahai Rasulullah, aku telah menikah. Rasulullah bertanya kembali "Apa maharnya?" ia menjawab "emas sebesar biji kurma". Rasulullah menagatakan "buatlah walimah (pesta perkawinan) walaupun dengan satu ekor domba".

Persaudaraan antara Abdurrahman bin 'Auf dan Sa'ad bin Al-Rabi' membuahkan hasil yang sangat kuat sekali bagi terjalinnya ikatan persaudaraan yang kuat diantara keduanya. Hal ini digambarkan ketika Sa'ad bin Al-Rabi' menawarkan setengah kekayaannya dan isterinya kepada Abdurrahman bin 'auf dengan tulus ikhlas, namun Abdurrahman bin 'Auf bukanlah tipe manusia yang memanfatkan kesempatan sehingga beliau menolak secara halus dengan ungkapan semoga Allah memberlkatimu, keluargamu dan juga hartamu.

ia boleh miskin materi, tetapi ia tidak akan menjadi miskn mental. jangankan meminta, iapun pantang menerima pemberian orang selain upahnya sendiri. Tangan dibawah sama sekali bukan prilaku yang mulia. Abdurrahman bukan hanya tahu, melainkan memegang teguh nilai itu. ia pun memutar otak bagaimana caranya dapat keluar dari kemiskinan tanpa harus menerima pemberian dari orang lain. Ia hanya di tunjukan jalan ke pasar, maka ia pun pergi kepasar dan mengamatinya dengan cermat. Dari pengamatannya , ia tahu bahwa pasar itu menempati tanah milik seorang saudagar yahudi dan para pedagang berjualan disana dengan menyewa tanah tersebut.

Kreativitas Abdurrahman pun muncul, ia mnta tolong saudara barunya untuk membeli tanah yang kurang berharga yang terletak disamping tanah pasar itu. Tanah tersebut lalu dipetak-petak secara baik. siapapun boleh berjualan ditanah tersebut tanpa membayar sewa. jika dari pedagang itu mendapat keuntungan, ia menghimbau kepada para pedagang agar memerikan bagi hasil seikhlasnya. para pedagang sangat gemibra dengan tawaran itu karena membebaskan mereka dari biaya operasional. Maka para pedagang pun berbondong untuk pindah kepasar yang baru milik Abdurrahman. maka hasilnya Abdurrahman mendapatkan keuntungan yang berlipat dari bagi hasil dengan pedagang. Tak perlu waktu yang lama Abdurrahman keluar dari kemiskinan, bahkan menjadi seorang sahabat rasulullah yang memiliki harta lebih.

Kegigihannya dalam berdagang juga seperti apa yang beliau ungkapkan sendiri "Aku melihat diriku kalau seandainya aku mengangkat sebuah batu aku mengharapkan mendapatkan emas atau perak"


SUMBANGAN DI JALAN ALLAH SWT

Laba dari perniagaannya yang semakin meningkat dari hari kehari tidaklah membuat beliau menjadi manusia yang pelit dan kikir serta jauh dari jalan Allah, bahkan beliau tidak segan-segan menyumbangkan hartanya di jalan Allah dan disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa beliau menyumbangkan setengah dari hartanya. Hal ini seperti yang disebutkan Zuhri bahwa Abdurrahman bin 'Auf menyumbangkan setengah dari hartanya sebanyak empat ribu dirham pada masa Rasulullah SAW, kemudian beliau menyumbangkan empat ribu dirham,  empat puluh dinar dan kemudian lima ratus kuda perang dijalan Allah serta seribu lima ratus tunggangannya/rahilah dijalan Allah. Itu semua penghasilan beliau dari berniaga.

Kemurahan hatinya untuk menyumbangkan hartanya di jalan Allah tidak hanya berhenti dengan menyumbangkan setengah dari hartanya bahkan dalam kesempatan lainnya disebutkan bahwa beliau menyumbangkan keseluruhan hartanya. Hal tersebut seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA, bahwa manakala Abdurrahman bin 'Auf ditimpa oleh sebuah penyakit beliau mewasiatkan sepertiga dari hartanya, maka tatkala sembuh beliau menyumbangkan sendiri dengan tangannya. Kemudian beliau berkata "Wahai sahabat Rasulullah SAW saya akan memberikan sebanyak empat ratus dinar ke atas semua pasukan badr", lalu utsman dan beberapa orang lainnya datang menemuinya, lalu orang-orang bertanya kepadanya . "Wahai Abu Umar, bukanlah anda orang kaya?" ia berkata "ini adalah sebuah wasiat dari Abdurrahman dan bukan sedekah, dan termasuk harta yang halal. Maka ia menyumbangkan sebanyak seratus lima puluh dinar kepada mereka, lalu tatkala menjelang malam beliau duduk sendiri dirumahnya lalu menuliskan sebuah surat kuasa untuk dibagikan semua hartanya kepada para muhajirin dan Anshar, bahkan beliau menulis di bajunya yang sedang dipakai untuk surat kuasa tersebut dan tidak ada satu sisap[un yang disisakannya kecuali dibagikan semua kepada kaum fakir.

Ketika menunaikan Shalat subuh dibelakang Rasulullah SAW turunlah Jibril AS dan berkata "Wahai Muhammad, sesunguhnya Allah berfirman kepadamu. Kirimkanlah salam-Ku untuk Abdurrahman bin 'Auf dan terimalah semua surat kuasanya, lalu kembalikanlah semua kepadanya dan katakan kepadanya bahwa Allah SWT telah menerima sedekahmu dan ia adalah wakil Allah dan wakil Rasul-Nya. Maka kembangkanlah hartanya sesuai dengan kemauannya, dan kelolalah hartanya sebagaimana yang telah dilakukan sebelumnya dan ia tidak akan diminta pertanggung jawaban dan beritahulah kabar gembira kapadanya (bahwa ia dijamin masuk syurga)"

Disamping menyumbangkan hartanya untuk fakir miskin dan orang-orang tertentu. beliau juga diceritakan merupakan orang yang paling banyak memerdekakan hamba. Dalam sebuah riwayat, Ja'far bin Burqan berkata "saya pernah mendengar bahwa Abdurrahman bin'Auf telah memerdekakan hamba sebanyak tiga puluh ribu jiwa." Dan Abu Amr mengatakan dalam satu riwayat disebutkan bahwa beliau memerdekakan sebanyak tiga puluh hamba dalam satu hari.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar