Sabtu, 01 Juli 2017

Wasiat Rasulullah SAW kepada kaum wanita Anjuran Bersedekah



عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: يَا 
مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ وَأَكْثِرْنَ الْاِسْتِغْفَارَ ، فَإِنِّـيْ رَأَيْتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ ، فَقَالَتِ امْرَأ مِنْهُنَّ جَزْلَـةٌ : وَمَا لَنَا ، يَا رَسُوْلَ اللهِ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ ؟ قَالَ : تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ ، وَتَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ،وَمَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِيْنٍ أَغْلَبَ لِذِيْ لُبٍّ مِنْكُنَّ. قَالَتْ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَمَا نُقْصَانُ الْعَقْلِ وَالدِّيْنِ؟ قَالَ: أَمَّا نُقْصَانُ الْعَقْلِ فَشَهَادَةُ امْرَأَتَيْنِ تَعْدِلُ شَهَادَةَ رَجُلٍ، فَهٰذَا نُقْصَانُ الْعَقْلِ، وَتَمْكُثُ اللَّيَالِي مَا تُصَلِّي وَتُفْطِرُ فِيْ رَمَضَانَ فَهٰذَا نُقْصَانُ الدِّيْنِ

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu anhuma , dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai wanita, bersedekahlah dan perbanyaklah beristighfar (mohon ampun kepada Allâh) karena sungguh aku melihat kalian sebagai penghuni neraka yang paling banyak.” Berkatalah seorang wanita yang cerdas di antara mereka, ‘Mengapa kami sebagai penghuni neraka yang paling banyak, wahai Rasûlullâh?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Karena kalian sering melaknat dan sering mengingkari kebaikan suami. Aku belum pernah melihat orang yang kurang akal dan agamanya yang lebih mampu mengalahkan laki-laki yang berakal dibandingkan kalian.’Wanita tersebut berkata lagi, ‘Wahai Rasûlullâh, apa (yang dimaksud dengan) kurang akal dan agama?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Kurang akal karena persaksian dua orang wanita setara dengan persaksian satu orang laki-laki, inilah makna kekurangan akal. Dan seorang wanita berdiam diri selama beberapa malam dengan tidak shalat dan tidak berpuasa pada bulan Ramadhan (karena haidh), inilah makna kekurangan dalam agama.’”

TAKHRIJ HADITS:
Hadits ini shahih. Diriwayatkan oleh Imam Muslim, no. 79 [132]); Ahmad (II/66-67); Abu Dawud (no. 4679), Ibnu Majah (no. 4003); at-Thahawy dalam Syarh Musykilil Âtsâr (no. 2727), dan al-Baihaqi (X/148).

Penjelasan sebagai berikut :

Hendaknya Seorang Hamba Menerima Keadaan yang Allah SWT Tentukan Baginya

      Sering kali terdengar dari untaian kata ulama tasawuf, hendaknya seorang hamba menerima maqam (kedudukan) yang telah Allah SWT tetapkan baginya. Ia tidak perlu keluar dari kedudukan itu hanya Karena ketertarikan hati dan mengikuti hawa nafsu saja. hal itu karena pilihan Allah SWT bagi hamba-Nya lebih baik dari pada pilihannya untuk dirinya sendiri. pengaturan Allah SWT bagi hamba-Nya lebih sempurna dari pada pengaturan hamba itu sendiri. Karena Allah SWT Maha Mengetahui, Maha Bijaksana, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
          Namun terkadang hal ini disalah artikan oleh sebagian orang-orang bodoh yang tertipu.

Rabu, 28 Juni 2017

4 Golongan Orang Sholeh dan 4 Golongan Sebaliknya

          Di alam ini, manusia terbagi menjadi empat bagian. Artinya, dunia ini tergantung kelurusan dan kebaikan mereka. Jikalau mereka baik dan selalu istiqomah, maka alam semesta ini pun akan menjadi baik dan lurus.

Berikut ini merupakan empat golongan tersebut, yaitu :

Selasa, 27 Juni 2017

Aqidah yang Menempa Keselamatan

         Syukur Alhamdulillah, kita sekalian telah mengakui dan ridho Allah SWT sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, dan Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul. Kita juga mempercayai bahwa Kitab Suci Al-Qur'an sebagai Pegangan, Ka'bah sebagai Kiblat dan Orang-orang Mu'min sebagai saudara Seagama. Kita juga telah membersihkan diri dari segala rupa agama yang menyalahi ajaran agama Islam. Kita mempercayai Kitab yang diturunkan Allah dari langit. Percaya pada sekalian Rasul yang diutus, percaya pada Qadha dan Qadar, baik dan buruknya. Percaya bahwa hari penghabisan atau hari kiamat akan tiba. dan percaya bahwa agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW adalah dari Tuhan. InsyaAllah atas semua ini kita hidup dan mati. dan atas semua ini pula kita akan dibangkitkan, Insya Allah bersama-sama golongan orang-orang yang selamat, yang mereka itu tidak takut dan tidak bersedih hati. Dengan karunia-Mu, Ya Allah, aku memohon, ya robbal 'alamin.



Dalam Hal ini, Rasulullah SAW, telah bersabda :

Minggu, 11 Juni 2017

SIAPAKAH GOLONGAN YANG SELAMAT?

Habib Abdullah bin Alwi Alhaddad menerangkan mengenai siapa golongan umat yang selamat di hari akhir nanti di dalam kitabnya An-Nashaih ad-Diniyah wa 'I-Washoya al-Imaniyah sebagai berikut

            Ketahuilah, bahwa sebagaimana para ahli kitab dahulu telah berpecah belah dan berselisih paham dalam urusan agama, maka umat ini pun telah berpecah belah dan berselisih paham pula. Perkara ini telah diceritakan oleh Rasulullah SAW. dalam sebuah sabdanya berikut ini :